Podcast, Ombak Baru Setelah Vlog

Pria dan wanita di bawah mic: Andriano Qolbi (PAM) – Amel dan Vinsen (POSTINOR) – Ario (NUCHARIO). (www.google.com)

Mungkin bagi sebagian orang kata podcast masih terdengar asing, namun untuk di beberapa negara maju, podcast merupakan hal lumrah yang sudah menjadi bagian dari kehidupan warganya. Jadi sebenarnya apasih podcast itu? Podcast merupakan serangkaian audio files yang dapat kita dengarkan melalui aplikasi yang berada di ponsel pintar kita sehingga sangat praktis dan dapat kita dengarkan di manapun dan kapanpun. Terdapat berbagai jenis atau genre yang dapat kita pilih sesuai dengan selera dan kebutuhan kita. Yup, sekilas memang terdengar mirip dengan radio, namun hal yang membedakan antara podcast dengan radio adalah podcast bersifat recorded atau harus direkam terlebih dahulu, hal ini jelas menjadi hal pembeda yang signifikan dengan radio yang disiarkan secara langsung.

Podcast dapat menjadi sebuah trend atau industri baru di Indonesia menggeser trend vlogging. Kenapa begitu? Terdapat dua alasan, yang pertama mendengarkan podcast memakan lebih sedikit kuota internet daripada menonton vlog. Kedua, sifat dasar orang Indonesia yang notabene gemar sekali mengobrol (gossip) dapat dengan mudah diakomodir oleh podcast. Sebut saja ketika kalian menyetir dan terjebak kemacetan ataupun ketika kalian harus menyetir pagi hari menuju kampus, podcast dapat menjadi teman untuk memenuhi kebutuhan dari sifat dasar orang Indonesia tadi.

Musuh terbesar podcast mungkin adalah dengan kehadiran dari radio. Pertanyaan selanjutnya adalah “kapan podcast dapat mulai menggantikan radio?“ Hal mendasar dari podcast dimana ia bersifat recorded dan dibutuhkannya jaringan internet untuk mendengarkannya membuat dibutuhkannya head unit mobil yang dapat terhubung jaringan internet atau terdapat jaringan Bluetooth ke ponsel pintar kalian. Infrastruktur Indonesia sendiri yang belum dapat mendukung jaringan internet cepat sehingga dapat mengakomodir mendengarkan podcast dengan lancar menjadi hambatan lainnya. Ketika dua hal tersebut tercapai, industri podcast dapat dengan mudah melengserkan radio.

Lalu hal apa yang membuat podcast menjadi lebih baik dari radio, poin besar dimana podcast menang adalah hilangnya sentuhan sentuhan personal dari broadcaster radio. Bila kita kembali ke tahun ’90an akhir sampai 2000 awal kita masih dapat merasakan persona dari penyiar radio. Sebagai contoh mereka dengan bebas dapat memilih lagu apa saja yang dapat mereka bawakan atau hal apa saja yang ingin mereka bicarakan. Namun hal ini sudah mulai hilang, lagu-lagu yang diputar di radio berdasarkan dengan pilihan dari music director atau isi konten yang dibicarakan sudah full rapi ditulis oleh script writer. Hal ini yang dapat diisi oleh broadcaster di podcast dimana mereka dengan leluasa menunjukan persona yang mereka punya.

Untuk kalian yang ingin mencoba mendengarkan, kalian dapat menggunakan aplikasi Podcast bagi yang menggunakan iPhone dan Podcast Player bagi yang menggunakan Android. Tidak lengkap bila tidak memberikan rekomendasi channel atau broadcaster podcast favorit penulis:

  1. Rekomendasi channel podcast pertama jatuh kepada POSTINOR atau Podcast Ngomongin Orang, dipandu oleh dua sahabat karib yaitu Vinsen dan Amel, mereka mencoba membicarakan hal yang terkadang menjadi buah bibir dari anak muda sekarang, mulai dari hebohnya penikahan Vicky Prasetyo, astral projection, sampai masalah masalah percintaan yang banyak anak milenial hadapi.
  1. Berbeda dengan POSTINOR, rekomendasi yang kedua bersifat lebih ‘berat’ dimana Ario dan Nucha, pasangan suami istri (pasutri) muda ini mencoba memberikan sudut pandang mengenai bagaimana menjalani hubungan sebagai pasutri dengan berbagai macam konflik yang sudah pasti berbeda ketika pacaran dulu, atau bahkan bagaimana sih susahnya menjadi orang tua dengan kemajuan teknologi yang sangat cepat sekarang ini. Podcast mereka yang bernama NUCHARIO dirasa cocok untuk kalian yang setiap menghadapi mata kuliah susah, langsung bilang “Pengen cepet cepet lulus trus nikah aja.”
  1. Untuk kalian belum afdol rasanya mendengarkan podcast Indonesia kalau belum mendengarkan podcast milik salah satu stand up comedian Podcast Awal Minggu (PAM) merupakan channel podcast milik Adriano Qolbi bisa dibilang merupakan pioneer berkembanganya industri podcast di Indonesia. Dengan gaya nyeleneh dan terkesan seenaknya, Adriano dapat menyihir ribuan pendengar dengan berbagai tema yang dia bawa. Mulai dari hal enteng seperti kehidupan percintaan sampai hal berat seperti politik dan idealisme hidup.

Bagaimana pendapat kalian mengenai industri podcast ini? Apakah setuju dapat menjadi sebuah ombak baru menggantikan vlog yang sempat menjadi viral belakangan ini? Atau bahkan podcast dapat lebih jauh lagi dapat menjadi sebuah industri hiburan baru menggantikan radio atau acara ‘alay’ yang sempat menjadi bahasan di media sosial. Menurut penulis, apapun jenis hiburan yang kalian pilih mau itu podcast, vlog atau bahkan ‘acara karma’ di stasiun tv, selama itu dapat menghibur kalian dan menjadi penyegar pikiran kalian itu sah saja.

 

(Dhika Dewantara/Kontributor)

One thought on “Podcast, Ombak Baru Setelah Vlog

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *