
“Tak kenal, maka tak sayang.” Yak itulah kalimat yang cukup akrab di telinga kita, hal tersebut bisa menganalogikan mahasiswa Geologi Unpad dengan kata “PGP”. Sepertinya banyak dari pembaca yang sudah pernah mendengar kata tersebut bahkan mengetahui keseluruh makna dari kata yang terdiri dari 3 huruf tersebut, yang mana merupakan singkatan dari kata “Pemetaan Geologi Pendahuluan”. Buat kamu yang belum tahu atau paham, artikel ini bakalan membuka wawasan kamu tentang PGP langsung dari pengalaman salah seorang HMG angkatan 2016.
Pemetaan Geologi Pendahuluan atau disingkat PGP merupakan kegiatan mapping perkelompok yang dilaksanakan di akhir semester 4 dengan diberikan kavling kurang lebih 1 kilometer persegi dan dilaksanakan selama 7-8 hari yang dihabiskan dengan kegiatan di lapangan selama pagi sampai sore, sedangkan di malam hari diadakan responsi bersama dosen.
Berdasarkan pengalaman sebelumnya, menurut Hans Panjaitan (21), menjelaskan bawa tempat dilaksanakannya PGP selalu di Bantarujeng, Majalengka. Menurutnya, kondisi geologi di tempat tersebut sangat bagus untuk dijadikan tempat belajar, karena disana terdapat batuan sedimen yang tersingkap sangat baik, terdapat struktur geologi, serta terdapat pula struktur sedimen berupa slump. Terdapat perbedaan PGP yang dilaksanakan oleh angkatan 2016 dengan angkatan 2015, “Kalau angkatan 2015 PGP nya itu kavlingnya disebar kayak PGL serta sidang kolokiumnya di Majalengka. Berbeda dengan angkatan 2016 yang sidang kolokiumnya di Gedung FTG dengan waktu yang diberikan untuk menyiapkan laporan kurang lebih dua hari.” Ujar Hans.
Persiapan yang diperlukan untuk mengikuti kegiatan PGP, “Yang pertama fisik dan mental, kedua responsi, sebagai penunjang untuk pengetahuan di lapangan, serta yang ketiga persiapkan alat-alat.“ Ketiga hal tersebut merupakan hal yang paling utama, adapun hal lain yang ia sarankan untuk dilakukan sebelum memulai PGP yaitu kerjasama, “Kerjasama itu penting, sebaiknya sebelum ke lapangan itu berkumpul dengan kelompoknya dahulu untuk membahas tentang kondisi fisik dan kesehatan masing-masing anggota kelompok, karena masalah terbesar bukan lapangannya, tetapi cara menghadapi sifat teman sekelompok yang berbeda.” Ia juga menambahkan apabila ada senior yang sedang pergi ke lapangan untuk melakukan PGL (Pemetaan Geologi Lanjutan) sebaiknya kita ikut pergi dan membantunya karena pengalaman di lapangan nantinya akan sangat berguna.
Mengenai kegiatan selama PGP berlangsung, Hans berpendapat, “Setiap kelompok terdiri dari 5 sampai 6 orang. Ideal atau tidaknya itu relatif, tetapi menurut saya jumlah orang tersebut terlalu banyak sehingga ada anggota yang tidak mendapat tugas, walaupun tugasnya itu dilakukan secara bergantian. Contoh tugasnya yaitu sampling, plotting, deskripsi, foto, dll.” Serta terdapat pengalaman menarik yang dialami oleh kelompoknya, “Jumlah hari di lapangan selama PGP itu kan 7-8 hari, kavling kelompok kami terbilang lebih luas dari kelompok yang lain karena dekat dengan basecamp. Kebetulan kavling kami ideal untuk dilakukan measure section (ms), dimana sungainya itu berada dari utara ke selatan yang tepat untuk di-ms agar dapat memberikan keterangan umur batuan, stratigrafi, dll. Nah kelompok kami menghabiskan waktu selama 3 hari hanya untuk meneliti hal tersebut (ms sepanjang 800 m dari total 1 km) disaat kelompok lain sudah mendapatkan puluhan stasiun. Akhirnya pada hari terakhir di lapangan, kelompok dipecah menjadi 2, dengan keterbatasan alat (1 kelompok hanya mendapatkan 1 set alat) kami bergegas untuk melengkapi data yang belum ada.”

Intinya selama berkegiatan di lapangan kita harus bisa bertindak efektif dan efisien. Ia pun memberikan saran kepada angkatan yang belum melakukan PGP untuk sebaiknya mengadakan dulu bonding angkatan, dan ia juga berpesan “Persiapakan PGP dengan matang dan dari jauh-jauh hari seperti masalah pembiayaan sebisa mungkin diminimalisir, dan manfaatkan waktu sebaik mungkin saat PGP.”
Pada akhirnya kata “seru” mewakili kesan setelah mengikuti kegiatan PGP, “Karena bisa jadi ajang untuk kumpul seangkatan serta menjalin kominukasi yang baik dengan dosen.” Nah itulah penjelasan tentang PGP, gimana pendapat kamu? Jadi makin ga sabarkan buat PGP?
(Ghina Husni Fahira/Geocentric)