Gambar 1: Keindahan Danau Toba
maritim.go.id
Danau Toba merupakan salah satu danau vulkanik terbesar di dunia yang juga menjadi danau air tawar terluas di Asia Tenggara dengan luas sekitar 1.130 Km2. Danau ini terletak di Sumatera Utara, tepatnya di tengah pulau Sumatera bagian utara dengan ketinggian permukaan sekitar 900 m (2.953 kaki). Danau yang terbentuk dari sebuah kaldera ini membentang dari 2.88°N 98.52°E hingga 2.35°N 99.1°E. Danau Toba terkenal akan keindahannya, begitu juga dengan kisah legenda yang menyelimutinya. Terdapat banyak variasi legenda yang berkembang di kalangan masyarakat. Namun esensinya tetap sama, yaitu menceritakan tentang awal mula terbentuknya Danau Toba.
Menurut Legenda yang berkembang di masyarakat, Danau Toba dulunya dipercaya merupakan sebuah desa dimana tinggal seorang petani bernama Toba. Suatu hari saat tengah memancing di sekitar rumahnya, ia mendapatkan ikan mas yang cukup besar, dengan sisik yang indah. Tak disangka ikan tersebut ternyata jelmaan seorang putri cantik yang dikutuk. Ia memohon kepada Toba agar tidak dimakan, dan sebagai gantinya ia akan menikahi Toba dengan satu syarat, Toba tidak boleh membicarakan asal usul nya kepada siapa pun.
Singkat cerita mereka pun menikah dan dikaruniai anak laki-laki bernama Samosir. Suatu hari, ketika Toba marah terhadap perilaku Samosir, ia melanggar janji yang diberikan istrinya dengan menyebut Samosir sebagai anak ikan. Seketika anak beserta istrinya pun hilang. Di bekas injakan kakinya, keluar air yang sangat deras. Air itu meluap hingga menenggelamkan Toba dan seisi desa. Makin lama, genangan air meluas sehingga membentuk danau dengan pulau di tengahnya. Keduanya kemudian disebut Danau Toba dan Pulau Samosir.
gambar 2: Pulau Samosir
kompasiana.com
Dari sisi geologi, menurut para ahli Danau Toba terbentuk akibat adanya letusan gunung supervulkan sekitar 74.000 tahun yang lalu. Gunung tersebut terbentuk akibat tumbukan Lempeng Tektonik Eurasia dan Indo-Australia. Letusan yang dihasilkan berkekuatan sekitar 8 VEI (Volcanic Explosivity Index) dan menjadikannya sebagai letusan terbesar di Bumi yang pernah diketahui dalam kurun waktu 2 juta tahun terakhir. Erupsi ini melontarkan material vulkanik hingga lebih dari 1.000 Km3 dengan tinggi kolom sekitar 20-25 Km (66.000 kaki) ke udara sehingga abunya menutup sinar matahari selama 6 tahun.
Menurut penelitian Knight pada tahun 1986 serta Chesner dan Rose pada tahun 1991, letusan Gunung Api Toba berlangsung sebanyak tiga kali dan membentuk beberapa kaldera penyusun danau. Kaldera merupakan fitur vulkanik yang terbentuk dari jatuhnya tanah setelah terjadinya letusan gunung api. Kaldera ini menyerupai gunung yang runtuh akibat adanya kekosongan tanah di bawahnya. Hal ini disebabkan oleh letusan yang dahsyat sehingga kantung magma mengalami kekosongan dan tidak sanggup untuk menahan struktur yang ada di atasnya. Struktur tersebut kemudian runtuh sehingga terbentuk cekungan yang sangat luas, yang luasnya bahkan bisa mencapai ratusan kilometer.
Erupsi kaldera generasi pertama atau disebut juga Old Toba Tuff (OTT) yang terjadi 840.000 tahun lalu membentuk Kaldera Porsea, sebuah kaldera di tenggara Danau Toba yang meliputi daerah Parapat dan Porsea. Letusan ini memuntahkan material sebesar 500 Km3 andesit-riolit dan menyisakan lapisan tuff setebal 300 m. Erupsi kaldera generasi kedua atau Middle Toba Tuff (MTT) sekitar 500.000 tahun lalu membentuk Kaldera Haranggaol, kaldera di sebelah utara Danau Toba yang berada di antara daerah Silalahi dan Haranggaol. Letusan ini memuntahkan material sebesar 60 Km3 riolit dan menyisakan lapisan tuff setebal lebih dari 140 m.
Terakhir, erupsi kaldera generasi ketiga atau disebut pula Youngest Toba Tuff (YTT) yang terjadi 74.000 tahun lalu dan membentuk Kaldera Sibandang. Letusan terakhir sekaligus terbesar inilah menyatukan kaldera-kaldera yang telah terbentuk sebelumnya. Diperkirakan material yang dimuntahkan ke atmosfer tersebar hingga 2.800 Km3 dari pusat letusan, terdiri dari dari 800 Km3 batuan ignimbrite dan 2.000 Km3 abu vulkanik beracun dengan tebal mencapai 400 m. Kaldera yang telah menyatu akibat dari letusan tersebut terisi oleh air hujan selama ratusan tahun hingga terbentuklah danau yang kita kenal sekarang.
gambar 3: Gambaran Gunung Supervulkan Toba
tempo.com
Selain dampak yang telah disebutkan sebelumnya, erupsi ketiga dari gunung supervulkan purba tersebut juga mengakibatkan beberapa dampak lain, di antaranya yaitu menewaskan sebagian populasi manusia dan menciptakan gelombang tsunami yang besar di masa itu. Para ilmuwan juga sepakat bahwa letusan Gunung Toba memicu musim dingin vulkanik yang menyebabkan suhu rata-rata Bumi turun hingga 15°C Bahkan abu yang dilontarkan ditemukan hingga ke Benua Afrika.
Dampak lain akibat erupsi tersebut adalah terbentuknya pulau yang ada di tengah danau dan kemudian diberi nama Pulau Samosir. Pulau Samosir ini terbentuk akibat terdorongnya kulit bumi dari dasar kaldera akibat gaya endogen hasil dari letusan Gunung Toba tersebut dan memiliki luas sekitar 630 km². Dahulu, Pulau Samosir masih menyatu dengan daratan Sumatera sehingga jika seseorang ingin berlayar di Danau Toba, ia harus berputar arah untuk melewatinya. Barulah pada masa penjajahan Belanda, mereka memerintahkan warga sekitar untuk membuat kanal yang menjadi penghubung sisi danau satu dengan yang lainnya, untuk mempermudah masyarakat atau pengunjung yang ingin mengelilingi Danau Toba. Dengan dipisahkannya daratan tersebut maka Samosir resmi menjadi pulau tersendiri di wilayah Sumatera Utara.
gambar 4: Objek Wisata Danau Toba
mediamaya.net
Kini Danau Toba dikenal sebagai destinasi favorit bagi para pelancong yang tengah berkunjung ke Provinsi Sumatera Utara. Lokasinya yang indah serta banyaknya aktivitas menarik yang dapat dilakukan menjadi alasan tersendiri mengapa Danau Toba masih menjadi destinasi favorit, bahkan menjadi salah satu destinasi wisata terbaik di Indonesia.
(Mochamad Kamal Katulistiwa/Geocentric)
Referensi:
Kompas.com, 2021.
“Legenda Danau Toba, Tercipta akibat Amarah Putri Jelmaan Ikan”,
[Online] Available at: https://travel.kompas.com/read/2021/08/05/090900427/legenda-danau-toba-tercipta-akibat-amarah-putri-jelmaan-ikan?page=all
[Accessed 23 Maret 2022].
magma.esdm.go.id, 2021. VEI (Volcanic Explosivity Index). [Online]Available at: https://magma.esdm.go.id/v1/edukasi/glossary/vei-volcanic-explosivity-index
[Accessed 23 Maret 2022].
maritim.go.id, 2015. Pesona Danau Toba. [Online]
Available at: https://maritim.go.id/pesona-danau-toba/
[Accessed 23 Maret 2022].
Rosmilan Pulungan, A. S. N., 2019. ANALISIS DONGENG DANAU TOBA PADA BUKU TEKS BAHASA INDONESIA KELAS VII TERBITAN PUSAT PERBUKUAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL. pp. 1519 – 1527.
THESALONIKA, E., 2017. DANAU TOBA DALAM PERSPEKTIF HISTORIS MENUJU DESTINASI WISATA DUNIA, Medan: Universitas Negeri Medan.
National Geographic Indonesia, 2018. Ahli Ungkap Rahasia Geologi Danau Toba, yang Terbesar di Asia Tenggara. [Online]
[Accessed 29 Maret 2022].
BADAN PENGELOLA TOBA CALDERA UNESCO GLOBAL GEOPARK, 2021. Asal Usul Terjadinya Danau Toba Cerita Rakyat Ledakan Gunung Berapi Terdahsyat [Online] Available at: https://calderatobageopark.org/wp-content/uploads/2021/09/Komik-Asal-Usul-Terjadinya-Danau-Toba.pdf
[Accessed 29 Maret 2022].
goodnewsfromindonesia.id, 2021. Letusan Gunung Toba dan Hilangnya Jejak Manusia Purba di Kawasan Asia Tenggara. [Online]
Available at: https://www.goodnewsfromindonesia.id/2021/11/29/letusan-gunung-toba-dan-hilangnya-jejak-manusia-purba-di-kawasan-asia-tenggara
[Accessed 29 Maret 2022].